Saturday, July 13, 2013

Langkah Tepat untuk Menaikkan Berat Badan

Menaikkan berat Menaikkan berat
Kelebihan maupun kekurangan berat badan sama-sama merupakan masalah bagi banyak orang. Kelebihan berat badan (overweight) banyak menimbulkan masalah kesehatan seperti diabetes, kanker, jantung, dan lainnya.
Sedangkan kekurangan berat badan (underweight) lebih berdampak dalam hal penampilan yang terlihat kurang macho bagi pria. Nah, bagi Anda yang memiliki badan kurus dan ingin menaikkan berat badan secara efektif ada beberapa hal yang perlu dilakukan.
Dan berikut merupakan beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menaikkan berat badan Anda menjadi lebih ideal dan enak dilihat.

Mengonsumsi Makanan Padat Energi

Bagi Anda yang kurus dan ingin menaikkan berat badan, ada baiknya mengonsumsi makanan yang padat energi. Anda dapat memilih makanan yang mengandung kalori tinggi dari tiap kelompok makanan seperti susu kocok dibandingkan dengan susu bebas lemak, mengonsumsi salmon dibandingkan kakap, memilih alpukat dibandingkan mentimun, atau secangkir jus anggur dan bukan apel kecil.
Lemak ini mengandung dua kali lebih banyak kalori per sendok tehnya dibandingkan dengan gula. Memang, banyak mengonsumsi makanan yang tinggi lemak dan tinggi kalori akan banyak menimbulkan masalah kesehatan bagi banyak orang-terlebih mereka yang memiliki berat badan berlebih-namun makanan tersebut justru penting bagi orang yang berbadan kurus.
Orang kurus dapat memperoleh tambahan kalori dari lemak dengan mengonsumsi makanan bergizi. Namun, tetap perlu diperhatikan porsinya sebab apapun itu, jika berlebihan, pasti menyebabkan masalah.

Makan dalam Porsi Besar

Manusia untuk menunjang kehidupannya tentu perlu makan. Orang kurus relatif lebih sedikit makannya dibandingkan dengan orang yang obesitas. Untuk menaikkan berat badan, Anda harus banyak makan atau meningkatkan porsi makan dari biasanya.
Kalau tidak bisa langsung dalam porsi yang besar, bisa “dicicil” dengan porsi standar dimana biasa dilakukan namun dalam intensitas yang sering. Misalnya, kalau biasanya dalam sehari Anda makan 3 kali, ketika ingin menaikkan berat badan Anda harus menambahnya menjadi 5-6 kali sehari dengan porsi yang standar tadi.

Makanan Selingan

Selain banyak makan (baik dalam hal porsi maupun intensitasnya) Anda juga bisa menambahnya dengan memakan snack. Makan snack diantara waktu makan secara rutin akan sangat membantu menambah berat badan Anda.
Makanya orang yang memiliki berat badan berlebih justru cenderung menghindari banyak memakan snack karena akan semakin menambah bobot tubuhnya lebih besar lagi.
Selain memakan snack, Anda juga harus banyak memakan buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian yang dimaksudkan untuk menambah kalori. Banyak meminum jus (terutama jus alpukat) dan susu sangat efektif untuk meningkatkan asupan energi.
Banyak ahli kesehatan yang merekomendasikan untuk banyak mengonsumsi  makanan yang tinggi protein atau tinggi kalori untuk membantu meningkatkan berat badan.

Melakukan Olahraga

Selain banyak mengonsumsi makanan yang tinggi kalori, protein, dan lemak tak jenuh, Anda juga harus banyak berolahraga. Pergi ke gym secara rutin merupakan salah satu olahraga yang harus Anda lakukan untuk membentuk dan mengembangkan otot-otot di tubuh Anda.
Asupan nutrisi yang cukup yang dibarengi dengan olahraga secara rutin akan membantu menambah berat badan Anda secara sehat karena yang bertambah ialah massa otot bukan timbunan lemak berbahaya.
Tips-tips di atas kalau dilakukan secara konsisten maka bukan mustahil akan membantu menaikkan berat badan Anda secara signifikan. Banyak orang yang mengatakan bahwa lebih mudah menaikkan berat badan dibandingkan menurunkan berat badan.
Namun “lebih mudah” itu akan menjadi sia-sia kalau Anda yang kurus dan ingin menaikkan berat badan tak memiliki keinginan yang kuat untuk mewujudkannya.

Cara Menambah Berat Badan Bayi

Selama ini banyak yang beranggapan bayi kurus berarti kekurangan gizi atau mengidap penyakit tertentu. Belum tentu lho... Penyebabya bisa bermacam-macam.

”Kalau anakmu kurus terus, sebaiknya periksakan ke dokter. Siapa tau si kecil ada penyakit tertentu.” Nasihat seperti ini sering kita dengar dari teman atau kerabat jika si kecil terlihat kurus.
Mendengar kata-kata tersebut, tentu saja ibu menjadi cemas. Padahal untuk menentukan kurus atau tidaknya bayi, tidak hanya dilihat dari penampilannya saja. Cara yang mudah dan tepat adalah dengan mengukur dan membandingkan antara berat dan tinggi badannya.


Beberapa sebab bayi kurus:



  1. Asupan nutrisi yang kurang seimbang, di mana ibu kurang cermat memberi nutrisi yang tepat untuk bayi.
  2. Memasuki usia 6 bulan bayi sudah lebih banyak bergerak atau beraktivitas dan pertumbuhannya mengarah ke pertinggian badan.
  3. Bayi menderita sakit, misalnya gannguan pencernaan atau penyerapan makanan dan diare sehingga nafsu makan berkurang dan berat badannya menjadi turun.

Dalam kondisi seperti ini, ibu tidak perlu cemas, karena ada langkah mudah untuk mengatasinya yaitu dengan memberikan nutrisi yang tepat dan seimbang sesuai perkembangan si kecil, antara lain pemberian karbohidrat, protein, lemak, kalori, vitamin dan mineral.
Agar si kecil tumbuh sehat dan montok, berikan ia Bubur Khusus Penambah Berat Badan yang telah teruji secara klinis mampu menambah berat badan si kecil jika dikonsumsi secara rutin dalam waktu 6 minggu.


Bubur Khusus Penambah Berat Badan merupakan pilihan tepat bagi ibu sebagai makanan pendamping (MP-ASI) untuk si kecil berusia 6 bulan ke atas karena diolah dari bahan-bahan pilihan, tinggi Protein Ayam Murni (mengandung 9 jenis Asam Amino Essential) yang mampu menambah berat badan dan menjaga berat badannya tetap ideal, mengandung Karbohidrat (glukosa polimer) yang mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi serta dilengkapi 13 Vitamin dan 8 Mineral untuk menunjang pertumbuhan sehatnya dan membantu pemulihan si kecil setelah sakit.

Jika berbagai upaya telah dilakukan tetapi si kecil tetap kurus, berarti ada masalah utama yang tidak teratasi.
Oleh karena itu, mencari penyebabya menjadi sangat penting dan sebaiknya dikonsultasikan ke dokter agar dapat dilakukan tindakan yang tepat.

Untuk ukuran normal, ukuran bayi baru lahir harus mencapai 2.500 gr, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Nah, pertambahan berat badan bayi bisa dilihat per triwulan.

Pada triwulan pertama, kenaikan berat badan bayi berkisar 150-200 gr/minggu, triwulan kedua kenaikannya 500-600 gr/bulan, triwulan ketiga kenaikannya 350-450 gr/bulan dan triwulan keempat sekitar 250-350 gr/bulan.

Penambahan berat badan bayi pada triwulan pertama lebih cepat dibandingkan triwulan selanjutnya.
Acuan untuk melihat normal tidaknya berat badan bayi adalah pada saat usianya mencapai 6 bulan dan 1 tahun.

Di usia 6 bulan, berat badan bayi harus mencapai 2x lipat berat lahir dan menjadi 3x lipat pada usia 1 tahun.
Jika berat badan bayi kurang dari itu, berarti berat badannya disebut rendah atau termasuk bayi kurus.


Standart Tinggi dan Berat Badan Balita
Usia & Jenis Kelamin Tinggi (cm) Berat (kg)
Laki-laki

3 bulan 61.1 6.0
6 bulan 67.8 7.8
9 bulan 72.3 9.2
12 bulan 76.1 10.2
18 bulan 82.4 11.5
24 bulan 87.6 12.6
30 bulan 92.3 13.7
36 bulan 96.5 14.7
Perempuan

3 bulan 58.5 5.4
6 bulan 65.9 7.2
9 bulan 70.4 8.6
12 bulan 74.7 9.5
18 bulan 80.9 10.8
24 bulan 86.5 11.9
30 bulan 91.3 12.9
36 bulan 95.6 13.9

Bila Batita Terlalu Kurus

1
Gemuk tidak identik dengan sehat bahkan anak berisiko menderita obesitas. Namun, jika anak Anda tampak kurus, patutkah Anda khawatir?Obesitas pada anak memang menjadi masalah serius, tapi bagi sebagian lainnya, yang menjadi masalah adalah kesulitan untuk menambah berat badan. Yang memusingkan, batita Anda sudah makan cukup banyak namun berat badannya tak kunjung bertambah. Kemanakah larinya sang makanan? Kepada Parents Indonesia, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, Guru Besar Pangan dan Gizi IPB memaparkan pada Anda beberapa faktor yang mampu mempengaruhi tinggi rendahnya bobot seorang anak dalam masa pertumbuhan.
Faktor 1: Genetik.
Jika seorang anak memiliki bakat kurus dan langsing dari ayah dan ibunya, sebaiknya Anda tidak berharap bahwa ia akan montok dan bulat seperti anak-anak sebayanya yang lain.  “Selama berat badannya sesuai dengan standar kesehatan yang dikeluarkan oleh WHO atau   Departemen Kesehatan, para ibu sebaiknya tidak perlu khawatir mengapa anaknya tidak gemuk-gemuk,” ujar Ali saat ditemui Parents.
Malahan jika faktor genetik dalam keluarga menunjukkan bakat gemuk secara turun temurun, sebaiknya Anda tidak menerapkan pola asupan makan yang membuat si kecil tidak berhenti makan. Melebihi dari harapan Anda agar ia bisa tumbuh sehat dan montok, bisa-bisa ia mengalami obesitas. Jika berlebihan, obesitas bisa menurunkan tingkat kecerdasan anak, karena cenderung membuat anak menjadi malas beraktivitas.
Faktor 2: Pola aktivitas.
Ada masanya si kecil yang baru bisa berjalan terlihat antusias, sehingga ia belum mau berhenti beraktivitas kecuali ia sudah merasa sangat lelah, mengantuk atau lapar. Di masa tumbuh kembangnya juga ada beberapa saat ketika ia lebih suka bermain dengan lincah dan penuh energi. Jika asupan makanannya tidak sesuai dengan energi yang ia keluarkan, maka bisa jadi ia terlihat kurus. Karena itu, takarlah kebutuhan makanan dengan pola aktivitasnya sehari-hari agar tetap seimbang.
Faktor 3: Cacingan.
Pola hidup sehari-hari yang tidak sehat bisa merusak nafsu  makan si kecil yang sudah baik. Misalnya kebiasaan makan makanan mentah yang tidak dicuci sampai benar-benar bersih, bermain tanpa alas kaki atau mengisap atau mengemut jari. Kebiasaan ini membuat anak berisiko mengidap cacingan karena telur cacing dapat leluasa ke dalam tubuhnya masuk lewat mulut. Kemudian, di dalam usus, cacing akan mengeluarkan toksin yang bisa mengganggu metabolisme sehingga nafsu makan akan terus merosot dan mempengaruhi bobot tubuh. Jika tidak segera ditangani, cacing bisa mengakibatkan menurunnya tingkat kognisi dan kecerdasan pada anak.
Faktor 4: Flek Paru/TBC
Penyakit TBC termasuk salah satu penyakit menyumbang angka kematian terbesar di Indonesia. Gejala utama TBC pada anak umumnya hanya berupa demam ringan namun berlangsung lama. Berat badan anak biasanya tak bertambah karena kalori yang dipakai untuk menaikkan berat badan dipakai untuk melawan bakteri TBC. Kemudian si kecil umumnya menjadi malas makan sehingga menghambat bertambahnya berat badan.
Faktor 5. Pencernaan yang sempurna.
Anak baru bisa mengonsumsi makanan padat setelah sistem pencernaannya memproses makanan dengan sempurna, yakni sekitar usia 4–6 bulan. Jika terlalu cepat mengenalkan makanan padat, pencernaannya akan terganggu. Meski makanan yang dilahapnya cukup banyak, feses yang dikeluarkannya juga banyak karena sari makanan tidak mampu diserap secara sempurna oleh ususnya. “Pada dasarnya, sistem enzim pencernaan sedang mulai berkembang di saat bayi.  Enzim yang belum siap 100% tidak mampu mencerna makanan untuk umur yang lebih tua.  Karena itu, pemberian makanan yang disesuaikan dengan umur  bayi menjadi sangat penting,” kata Ali.
Tip Mendongkrak Nafsu Makan
Jika anak perlu menambah bobot tubuhnya, fokuskan pada makanan sehat dibanding sekedar memberi kalori. Ini beberapa tip yang bisa dicoba:
Tambahkan makanan bernutrisi yang tinggi kalori seperti buah kering (dried fruit seperti kismis) yang dicampur pada sereal, kacang-kacangan pada bubur gandum atau salad, atau parutan keju dalam omelet. Buat sereal hangat, coklat, dan pancake dengan menggunakan susu daripada air.
Beri camilan bergizi sebagai selingan diantara waktu makan, termasuk saat menjelang tidur malam. Beberapa pilihan yang baik: roti bakar gandum dengan selai kacang dan buah-buahan, satu iris daging turkey dan keju yang digulung, atau smoothie yang diblender dengan yoghurt, susu, buah-buahan, dan sedikit madu.
Pastikan si kecil memiliki cukup waktu untuk menikmati makanannya dan jangan membuatnya merasa diburu-buru. Jika mungkin, hindari memberinya jadwal kegiatan mendekati waktu makan malam.
Isi gelas minum anak hanya setengah penuh saat dia makan, dan baru tambahkan air minumnya ketika anak sudah cukup makan.